SOSIALISASI ASESMEN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2022/2023 DAN PARENTING

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia telah menyusun dan menetapkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 901 Tahun 2023 tentang Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan Asesmen Madrasah Tahun Pelajaran 2022/2023, dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan Asesmen Madrasah (AM) untuk dipedomani dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala MIN 8 Boyolali, Ibu Erna Tri Wiyanti, S.Pd mengundang orang tua atau wali murid untuk mengikuti sosialisasi Asesmen Madrasah Tahun Pelajaran 2022/2023 sekaligus Parenting yang bertempat di gedung MIN 8 Boyolali pada hari Kamis 16 Maret 2023 yang dihadiri pula oleh bapak Munadjat selaku Ketua Komite madrasah dan Bapak Juma’in, S.Pd.I.,S.Pd.,M.Pd sebagai narasumber parenting.

Materi yang disampaikan adalah sosialisasi Asesmen Madrasah dan Parenting. Dalam kata sambutannya kepala MIN 8 Boyolali menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sangat penting dilakukan. “Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena Asesmen Madrasah dijadwalkan akan diselenggarakan pada bulan Mei 2023,” ungkapnya.

Selain itu beliau juga menyampaikan tentang pentingnya Asesmen Madrasah dalam mendukung pengambilan keputusan di madrasah. Beliau juga memaparkan hal terkait dengan AM antara lain: latar belakang, tujuan, pengertian, dan pelaksanaan. “SOP AM disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, memastikan konsistensi dan objektivitas penilaian, menjaga keamanan dan kerahasiaan data, serta menjaga integritas proses asesmen di madrasah,” jelasnya.

Tugas Bagi Guru dan Orang Tua Dalam Menghadapi Generasi Alpha

Mendidik generasi alpha yang lahir mulai 2010, menjadi tantangan tersendiri. Sebab, sejak lahir mereka sudah berdampingan dengan kecanggihan teknologi.

Dalam sesi kedua, pakar parenting beliau bapak Juma’in, S.Pd.I.,S.Pd.,M.Pd mengemukakan bahwa pada 2025 nanti, diprediksi Indonesia merupakan negara tiga besar yang memiliki generasi alpha, bersanding dengan India dan China.

Oleh narasumber dikemukakan, anak generasi alpha memiliki ciri-ciri interaksi sosial yang kurang, sehingga membuat mereka bersifat individualistis dan bergantung pada teknologi. Segi positifnya, mereka adalah generasi terdidik, kritis, dan bisa memberikan pandangan untuk melihat dekade berikutnya.

Mengingat hidup di era teknologi, imbuhnya, anak-anak generasi alpha berisiko mudah mendapatkan informasi dan menelannya mentah-mentah. Kecanggihan teknologi memunculkan banyak disrupsi dalam kehidupan.  Disrupsi dalam teknologi adalah sebuah terobosan baru yang sangat berpengaruh dalam mengubah sistem yang terjadi, cara konsumen, industri, atau pasar beroperasi dari konvensional menjadi lebih modern atau terbarukan memanfaatkan teknologi digital. Maka ini menjadi PR guru dan orang tua agar generasi alpha itu tetap bisa menjadi generasi yang sholih dan sholihah sesuai harapan para orang tua.

Beliau berpendapat, para guru dan orang tua harus bersinergi dalam mengarahkan generasi alpha untuk menanamkan nilai-nilai agama sebagai bekal hidup bagi putra-putrinya . Sebab, tanpa ada kerja sama yang baik antara guru dan orang tua, tujuan yang diharapkan yakni anak yang sholih dan sholihah tentunya akan jauh dari harapan. Beliau mengatakan “DI BALIK ANAK YANG HEBAT PASTI ADA ORANG TUA YANG TERLIBAT”. “Ini artinya orang tua mempunyai peran, tanggung jawab, dan potensi yang besar dalam mendampingi dan memberi teladan kepada anak-anaknya guna meraih keberhasilan di masa depan,” ungkapnya.

Bapak Munadjat selaku Ketua Komite MIN 8 Boyolali juga menuturkan bahwa : “Kerja sama antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam pembelajaran apalagi pada pembelajaran Kurikulum Mendeka yang akan diterapkan pada tahun pelajaran yang akan datang”.

Menghadapi era generasi alpha memang harus ditanggapi dengan serius karena segala lini kehidupan selalu berhadapan dengan keberadaan perangkat yang berbasis teknologi. Waktu anak di lingkungan keluarga lebih lama dibanding waktu di sekolah, oleh karena itu orang tua harus pandai mengontrol segala kegiatan anak. HP yang digunakan anak harus sering dikontrol untuk mengetahui sejauh mana penggunaannya. Akses konten-konten dari internet harus selalu dicek. Berilah pembatasan waktu terhadap penggunaan HP. Kapan waktu boleh menggunakan HP dan kapan harus mematikan.

Orang tua tidak boleh hanya memerintah, tetapi harus memberi contoh dan teladan, karena pendidikan atau tarbiyah yang akan memberikan hasil adalah tarbiyah yang dimulai dari dirinya sendiri yang artinya orang tualah yang harus menjadi sosok teladan pertama.